Kampung Adat Tarung adalah salah satu desa tradisional yang terletak di Desa Tarung, Kecamatan Kota Waikabubak,
Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga : Buah durian penuh nutrisi dampak positif
Baca juga : Gaya Hidup Aa Gym Spiritualitas dan Keteladanan
Baca juga : Menonton Langsung ke Stadion seKeluarga
Baca juga : Trek jalur Pendakian Gunung Batur Bali
Baca juga : Inovasi Pemanfaatan Perkebunan solusi Agrowisata
Baca juga : Perjalanan Karier Kurniawan Dwi Yulianto
Desa ini dikenal sebagai pusat budaya dan spiritual bagi masyarakat Sumba, khususnya suku Loli, yang masih memegang teguh kepercayaan Marapu, yaitu sistem kepercayaan animisme yang menghormati roh leluhur dan alam semesta.

Kampung Adat Tarung, sebuah desa tradisional yang terletak di Desa Sobawawi, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kampung ini dikenal karena keberlanjutan tradisi megalitik dan kepercayaan Marapu yang masih dijalankan oleh masyarakat setempat hingga saat ini.
Sejarah dan Letak Geografis
Kampung Adat Tarung merupakan bagian dari kompleks perkampungan tradisional di Sumba Barat yang mencakup Kampung Tarung, Kampung Waitabar, Kampung Bela Kiku, Kampung Kabatana, dan Kampung Ngora Tuku. Secara administratif, kampung ini terletak di Desa Sobawawi, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung Tarung berada di wilayah perbukitan dengan ketinggian sekitar 462 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lereng yang cukup curam, berkisar antara 14° hingga 40°. Letak geografis ini memberikan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk.
Kepercayaan Marapu dan Struktur Sosial
Masyarakat Kampung Adat Tarung menganut kepercayaan Marapu, yaitu sistem kepercayaan animisme yang menghormati roh leluhur dan alam semesta. Kepercayaan ini mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan mereka, termasuk dalam struktur sosial dan organisasi kampung.
Di dalam masyarakat Marapu, terdapat pemimpin adat yang disebut “Rato”, yang memiliki peran penting dalam memimpin upacara adat dan menjaga kelestarian tradisi. Selain itu, terdapat juga “Rumahta”, yaitu rumah adat yang menjadi pusat kegiatan sosial dan spiritual masyarakat.
Arsitektur dan Tata Ruang Kampung
Arsitektur rumah adat di Kampung Tarung memiliki bentuk khas yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan masyarakat setempat. Rumah adat Sumba umumnya berbentuk panggung dengan atap menjulang tinggi yang disebut “Uma Mbatangu”. Atap rumah terbuat dari alang-alang yang dianyam dengan rapat, sementara dindingnya terbuat dari bambu atau kayu.
Pola pemukiman di Kampung Tarung tidak mengikuti pola tertentu, namun rumah-rumah dibangun mengelilingi halaman terbuka yang disebut “natara”. Natara berfungsi sebagai tempat upacara adat dan pemakaman leluhur. Di tengah natara terdapat batu megalitik yang disebut “kubur batu”, yang merupakan tempat pemakaman dan simbol penghormatan terhadap roh leluhur.
Tradisi Megalitik dan Kubur Batu

http://www.hobokendive.com
Tradisi megalitik di Kampung Adat Tarung masih hidup dan terjaga dengan baik hingga saat ini. Kubur batu merupakan salah satu bentuk tinggalan megalitik yang ditemukan di kampung ini. Kubur batu adalah struktur batu besar yang digunakan sebagai tempat pemakaman leluhur. Selain itu, terdapat juga altar batu dan patung batu yang digunakan dalam upacara adat sebagai simbol penghormatan kepada roh leluhur.
Keberadaan kubur batu ini tidak hanya sebagai tempat pemakaman, tetapi juga sebagai identitas budaya masyarakat Sumba. Kubur batu mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam serta penghormatan terhadap leluhur yang diyakini masih memiliki pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Upacara Adat dan Ritual Marapu

Upacara adat merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Kampung Tarung. Salah satu upacara penting adalah “Rambu Solo”, yaitu upacara pemakaman yang dilakukan untuk menghormati roh leluhur dan memastikan perjalanan mereka ke alam baka. Upacara ini melibatkan prosesi penyembelihan kerbau, tarian sakral, dan pembakaran rumah adat sebagai simbol pelepasan roh.
Selain itu, terdapat juga upacara “Pasola”, yaitu perang tanding berkuda yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas hasil panen dan untuk menjaga keseimbangan alam. Pasola biasanya diadakan setiap tahun dan menjadi atraksi budaya yang menarik bagi wisatawan.
Kebakaran dan Pemulihan

Pada tanggal 7 Oktober 2017, Kampung Adat Tarung mengalami kebakaran yang menghanguskan sedikitnya 28 rumah adat serta dua rumah ibadah kepercayaan Marapu masyarakat setempat. Kebakaran ini diduga terjadi akibat hubungan arus pendek listrik. Sebagai upaya pemulihan, pemerintah bersama masyarakat setempat dan berbagai pihak terkait melakukan rekonstruksi dan revitalisasi kampung adat.
Proses pemulihan ini melibatkan pembangunan kembali rumah adat, pelatihan keterampilan, dan promosi pariwisata budaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, tantangan dalam membangun kembali rumah adat dengan menggunakan material tradisional masih menjadi kendala, mengingat biaya yang tinggi dan keterbatasan sumber daya.
Potensi Wisata Budaya
Kampung Adat Tarung memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Keindahan alam, keunikan arsitektur, dan kekayaan tradisi menjadikan kampung ini sebagai tempat yang tepat untuk mengenal lebih dalam budaya Sumba.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan, menyaksikan upacara adat, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat untuk memahami kehidupan mereka yang sederhana namun penuh makna. Selain itu, pengunjung juga dapat membeli tenun ikat khas Sumba sebagai oleh-oleh dan mendukung perekonomian lokal.
Kampung Adat Tarung merupakan contoh nyata dari keberagaman budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan dibanggakan. Keberadaan kampung ini menunjukkan bahwa meskipun zaman terus berkembang, nilai-nilai tradisional dan kepercayaan leluhur masih dapat bertahan dan berkembang seiring waktu. Dengan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan wisatawan, diharapkan Kampung Adat Tarung dapat terus melestarikan warisan budaya Sumba dan menjadi contoh bagi kampung adat lainnya di Indonesia.