Di tengah gemerlap kuliner modern, Rawon Setan Mbak Endang tetap bertahan sebagai legenda rasa yang tak tergantikan. Berlokasi di Surabaya, warung ini telah menjadi magnet bagi pencinta rawon dari berbagai kota. Nama “setan” disematkan bukan karena pedasnya, tetapi karena jam buka malam hari yang dulu dianggap tak lazim—seakan hanya setan yang berkeliaran pada jam-jam itu.
Ciri khas rawon di sini terletak pada kuah hitamnya yang pekat dan kaya rempah kluwek, berpadu dengan potongan daging empuk yang meleleh di mulut. Disajikan dengan tauge pendek, sambal, dan kerupuk udang, setiap suapan rawon di warung Mbak Endang terasa seperti perjalanan waktu ke masa kuliner Jawa Timur yang otentik.
Lebih dari sekadar makanan, Rawon Setan Mbak Endang adalah bagian dari identitas kuliner kota Surabaya. Ia bukan hanya tempat makan, tapi ruang kenangan, titik temu lintas generasi, dan bukti bahwa kelezatan sejati tak pernah tergantikan tren.
Rawon Setan Mbak Endang

Lokasi Strategis di Pusat Kota Surabaya
Rawon Setan Mbak Endang terletak di Jalan Embong Malang No. 78, Surabaya—hanya sekitar 5 menit dari kawasan Tunjungan Plaza dan tidak jauh dari Stasiun Gubeng. Lokasinya yang berada di pusat kota menjadikannya sangat mudah diakses, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Akses Transportasi yang Mudah
Bagi pengunjung luar kota yang datang dari bandara Juanda, cukup menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan taksi atau ojek online. Jika menggunakan transportasi umum seperti bus atau angkot, kamu bisa turun di titik dekat Jalan Basuki Rahmat lalu melanjutkan berjalan kaki sekitar 10 menit. Tersedia pula lahan parkir yang cukup luas di sekitar warung, meskipun sering penuh pada jam makan malam.
Tanda Khas dan Waktu Operasional
Warung ini mudah dikenali dari spanduk besar bertuliskan “Rawon Setan Mbak Endang” dan keramaian antrean di malam hari. Jam buka biasanya dimulai sore hari hingga dini hari, menjadikannya tempat favorit para penjelajah rasa malam di kota Surabaya. Meskipun sederhana, sistem antre dan pelayanannya cukup teratur sehingga kamu tidak akan bingung saat datang pertama kali.
Mengetahui arah dan navigasi menuju tempat ini akan membuat pengalaman makan di Rawon Setan Mbak Endang semakin lancar dan menyenangkan, terlebih jika kamu ingin menghindari jam padat.
Menu yang Menggoda Selera

Menu Andalan: Rawon Setan
Tentu saja, menu utama dan paling dicari adalah Rawon Setan. Daging sapi empuk disiram kuah kluwek hitam yang pekat dan kaya rasa, disajikan dengan nasi hangat, tauge pendek, sambal pedas, dan kerupuk udang. Kombinasi ini menjadi ciri khas rawon khas Jawa Timur yang tak tergantikan.
Varian Tambahan: Empal dan Telur Asin
Bagi yang ingin variasi, pengunjung bisa menambahkan empal goreng sebagai lauk pendamping. Potongan empalnya besar dan bertekstur lembut. Telur asin juga tersedia sebagai pelengkap yang memperkaya rasa gurih dan kontras dengan kuah rawon.
Minuman Pendamping
Untuk menemani hidangan berat, tersedia minuman seperti es teh, jeruk hangat, dan kopi hitam. Meski pilihan minuman tidak terlalu banyak, namun cukup untuk menetralisir rasa rempah yang kuat di mulut.
Meski terlihat sederhana, daftar menu di Rawon Setan Mbak Endang dirancang untuk menghadirkan pengalaman makan yang komplit—otentik, padat rasa, dan mengenyangkan.
Cita Rasa yang Menembus Waktu
Rawon Setan Mbak Endang bukan sekadar warung makan—ia adalah cerita hidup yang diracik dalam kuah hitam yang kaya sejarah dan emosi. Dari meja-meja sederhana di Jalan Embong Malang, lahir tradisi makan malam yang menyatukan orang dari berbagai latar: penggemar kuliner, warga setempat, hingga perantau yang rindu rumah.
Di tengah gempuran kuliner kekinian dan kafe estetik, tempat ini tetap berdiri dengan kekuatan rasa dan keramahan yang tak berubah. Setiap suapan membawa nostalgia, dan setiap kunjungan terasa seperti pulang. Tak heran jika Rawon Setan Mbak Endang kini menjadi ikon kuliner legendaris Surabaya—tempat di mana rawon khas Jawa Timur menemukan bentuk terbaiknya.
Selama aroma kluwek masih mengepul dari dapur Mbak Endang, selama antrean masih setia mengular di malam hari, warung ini akan terus hidup—bukan hanya sebagai tempat makan, tetapi sebagai pelestari rasa dan ruang hangat bagi setiap kisah yang ingin dikenang.