Kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, dikenal luas sebagai Kota Kembang sekaligus salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Selain menawarkan keindahan alam pegunungan dan ragam kuliner, Bandung juga menyimpan sejarah panjang yang sangat penting dalam perjalanan bangsa. Sejak masa kolonial Belanda, Bandung telah dirancang sebagai kota modern dengan tata ruang yang maju untuk ukuran awal abad ke-20. Tidak heran jika hingga kini banyak peninggalan arsitektur kolonial, monumen perjuangan, serta situs budaya yang menjadi saksi perjalanan Bandung. Bagi wisatawan yang ingin mengenal Bandung lebih dalam, menelusuri wisata sejarah adalah pilihan tepat

http://www.hobokendive.com
Gedung Sate: Ikon Arsitektur Kolonial
Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 dan dirancang oleh arsitek Belanda, J. Gerber, dengan memadukan arsitektur neo-klasik Eropa dan sentuhan tradisional Nusantara. Disebut “Gedung Sate” karena adanya ornamen mirip tusuk sate di puncak bangunan. Gedung ini awalnya digunakan sebagai kantor Departemen Transportasi dan Pekerjaan Umum Hindia Belanda, lalu beralih fungsi menjadi kantor pusat pemerintahan Jawa Barat. Kini, Gedung Sate tidak hanya menjadi ikon Bandung, tetapi juga obyek wisata sejarah dan edukasi. Di dalamnya terdapat museum digital yang menampilkan arsip pembangunan dan maket Bandung tempo dulu.
2. Jalan Asia Afrika dan Museum Konferensi Asia Afrika
Pada April 1955, Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) yang mempertemukan pemimpin dari 29 negara untuk memperkuat solidaritas melawan kolonialisme. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah penting dalam politik internasional. Pusat kegiatan berlangsung di Gedung Merdeka yang berada di Jalan Asia Afrika. Kini, gedung tersebut difungsikan sebagai Museum Konferensi Asia Afrika. Wisatawan dapat melihat koleksi dokumen asli, foto-foto bersejarah, hingga kursi yang digunakan para delegasi. Kawasan Jalan Asia Afrika sendiri masih dipenuhi bangunan bergaya art deco dan kerap dijadikan tempat wisata foto karena nuansa klasiknya.
3. Jalan Braga: Jejak Gaya Hidup Zaman Kolonial
Sejak awal abad ke-20, Jalan Braga telah dikenal sebagai pusat hiburan kaum kolonial. Banyak toko, kafe, dan bioskop berdiri di sepanjang jalan ini, menjadikannya pusat gaya hidup elite pada masa itu. Hingga kini, Braga tetap mempertahankan identitasnya dengan bangunan kolonial yang dipugar, kafe klasik, dan galeri seni. Wisatawan dapat merasakan atmosfer tempo dulu sembari menikmati kuliner modern. Jalan Braga menjadi contoh nyata bagaimana Bandung berhasil mengawinkan sejarah dengan kehidupan urban masa kini.
4. Monumen Bandung Lautan Api di Tegallega
Sejarah perjuangan Bandung tidak lepas dari peristiwa Bandung Lautan Api pada 23 Maret 1946. Kala itu, rakyat Bandung memilih membakar kota mereka sendiri agar tidak jatuh ke tangan Belanda yang berusaha kembali menguasai Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan. Peristiwa heroik ini diabadikan dengan pembangunan Monumen Bandung Lautan Api setinggi 45 meter di Lapangan Tegallega. Bentuk monumen menyerupai kobaran api, melambangkan semangat juang yang tak padam. Lokasi ini kini menjadi ruang publik sekaligus tempat peringatan sejarah nasional.
5. Museum Geologi Bandung
Didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1929, Museum Geologi Bandung berfungsi sebagai pusat penelitian geologi di Hindia Belanda. Bangunan bergaya art deco ini menyimpan lebih dari 250 ribu koleksi batuan, mineral, fosil, hingga rekonstruksi manusia purba. Salah satu koleksi paling menarik adalah fosil gajah purba (Stegodon) dan replika tengkorak Homo erectus. Selain menjadi destinasi edukatif, museum ini juga menunjukkan pentingnya Bandung sebagai pusat ilmu pengetahuan sejak masa kolonial.
6. Villa Isola: Simbol Kemewahan Kolonial
Villa Isola dibangun pada tahun 1933 oleh seorang pengusaha media Belanda, Dominique Willem Berretty. Arsitekturnya bergaya art deco dengan rancangan simetris yang menghadap ke Gunung Tangkuban Perahu di utara dan pusat kota di selatan. Bangunan ini sempat digunakan sebagai markas tentara Jepang, lalu menjadi kantor pemerintah Indonesia, dan kini beralih fungsi sebagai bagian dari kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Villa Isola menjadi salah satu bangunan kolonial terbaik yang masih berdiri megah di Bandung.
7. Jejak Kerajaan Sunda dan Budaya Sunda
Bandung tidak hanya menyimpan peninggalan kolonial, tetapi juga sejarah yang lebih tua. Wilayah Bandung Raya dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Sunda, salah satu kerajaan besar di Jawa Barat. Banyak peninggalan terkait kerajaan ini masih ditemukan di sekitar Bandung, seperti situs Gunung Padang di Cianjur, atau Keraton Sumedang Larang yang memiliki hubungan erat dengan dinasti Prabu Siliwangi. Menelusuri jejak budaya Sunda memberi gambaran bahwa Bandung memiliki akar tradisi kuat sebelum berkembang menjadi kota modern.
Menjelajahi Wisata Sejarah Bandung : Datang lebih pagi agar bisa menikmati suasana lebih tenang di kawasan sejarah seperti Braga dan Asia Afrika.
Gunakan pemandu wisata jika ingin penjelasan mendalam, terutama di museum dan bangunan bersejarah.
Siapkan kamera, karena hampir semua lokasi memiliki spot foto bernuansa klasik.
Perhatikan hari kunjungan, sebab beberapa museum tutup di hari libur tertentu.

baca juga : Pohon Pisang sebagai Wadah Bertani?
baca juga : BJ Habibie Teknokrat Jenius Presiden Ketiga
baca juga : Hary Tanoesoedibjo Pengusaha Politik Nasional
Wisata sejarah di Bandung tidak hanya menghadirkan bangunan tua, tetapi juga kisah perjuangan, kebangkitan politik dunia, serta perkembangan ilmu pengetahuan. Dari Gedung Sate yang menjadi ikon arsitektur kolonial, Jalan Asia Afrika yang berperan dalam diplomasi internasional, hingga Monumen Bandung Lautan Api yang menyimbolkan semangat perjuangan rakyat, semuanya menyimpan pesan mendalam. Bandung bukan hanya kota wisata belanja atau kuliner, melainkan juga kota sejarah yang menegaskan perannya dalam perjalanan bangsa. Menelusuri jejak masa lalu di Kota Kembang adalah pengalaman yang memperkaya wawasan sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah Indonesia.
