Travel sejarah kota semarang

Travel sejarah kota semarang

Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, adalah kota yang menyimpan perpaduan unik antara sejarah, budaya, dan modernitas. Terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Semarang bukan hanya pusat pemerintahan dan perdagangan, tetapi juga destinasi wisata yang kaya dengan peninggalan sejarah, kuliner khas, dan panorama alam yang memikat. Wisata di kota ini menawarkan pengalaman yang lengkap—dari bangunan kolonial Belanda hingga pantai, dari kawasan pecinan yang ramai hingga perbukitan yang menyejukkan.

Nama “Semarang” diyakini berasal dari kata “Asem” dan “Arang” yang berarti pohon asam yang tumbuh jarang-jarang di kawasan tersebut. Kota ini berkembang pesat sejak masa kolonial Belanda sebagai pelabuhan penting di jalur perdagangan. Jejak sejarah itu masih bisa dilihat dari banyaknya bangunan tua di Kota Lama Semarang yang hingga kini terawat baik.

Kota Lama Semarang
Dijuluki sebagai “Little Netherlands”, kawasan ini dipenuhi bangunan bergaya Eropa abad ke-18 dan ke-19. Landmark ikoniknya adalah Gereja Blenduk, gereja Protestan bergaya neoklasik yang dibangun pada 1753. Jalan-jalan di Kota Lama menawarkan suasana nostalgia dengan kafe, galeri seni, dan spot foto yang Instagramable.
Kota Lama masuk dalam daftar tentative UNESCO World Heritage sejak 2020.

8 Tempat Wisata di Kota Lama Semarang yang Wajib Dikunjungi, Yuk Mampir!

Lawang Sewu
Bangunan bersejarah yang dulunya kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) ini terkenal dengan pintu dan jendela yang jumlahnya banyak—meskipun angka “seribu” hanya kiasan. Lawang Sewu kini difungsikan sebagai museum sejarah perkeretaapian dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
Lawang Sewu adalah salah satu landmark paling terkenal di Kota Semarang, Jawa Tengah. Nama “Lawang Sewu” berasal dari bahasa Jawa yang berarti seribu pintu. Meski jumlah pintunya tidak benar-benar seribu, bangunan ini memiliki begitu banyak pintu dan jendela besar sehingga masyarakat setempat menjulukinya demikian. Kini, Lawang Sewu menjadi destinasi wisata sejarah yang memadukan arsitektur kolonial dengan kisah perjalanan perkeretaapian di Indonesia.
Tahun Pembangunan: 1904
Peresmian: 1907
Pembangun: Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api swasta Belanda di Hindia Belanda.
Fungsi Awal: Kantor pusat administrasi NIS yang mengelola jalur kereta api di Jawa.
Lawang Sewu
Bangunan bersejarah yang dulunya kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) ini terkenal dengan pintu dan jendela yang jumlahnya banyak—meskipun angka “seribu” hanya kiasan. Lawang Sewu kini difungsikan sebagai museum sejarah perkeretaapian dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
Lawang Sewu adalah salah satu landmark paling terkenal di Kota Semarang, Jawa Tengah. Nama “Lawang Sewu” berasal dari bahasa Jawa yang berarti seribu pintu. Meski jumlah pintunya tidak benar-benar seribu, bangunan ini memiliki begitu banyak pintu dan jendela besar sehingga masyarakat setempat menjulukinya demikian. Kini, Lawang Sewu menjadi destinasi wisata sejarah yang memadukan arsitektur kolonial dengan kisah perjalanan perkeretaapian di Indonesia.
Tahun Pembangunan: 1904
Peresmian: 1907
Pembangun: Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api swasta Belanda di Hindia Belanda.
Fungsi Awal: Kantor pusat administrasi NIS yang mengelola jalur kereta api di Jawa.
Masa Kolonial: Kantor pusat administrasi perkeretaapian NIS.
Pendudukan Jepang (1942–1945): Digunakan oleh tentara Jepang, termasuk sebagai penjara bawah tanah.
Pasca-Kemerdekaan: Kantor Dinas Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Restorasi: Sejak 2009, Lawang Sewu dipugar untuk dijadikan objek wisata dan museum.

Lawang Sewu dibangun pada masa kejayaan transportasi kereta api kolonial. Letaknya yang strategis di Bundaran Tugu Muda membuatnya menjadi pusat kegiatan ekonomi pada masa itu.
Desain bangunan Lawang Sewu dibuat oleh arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Ouëndag.
Arsitekturnya mengusung gaya Indo-Eropa, yang memadukan elemen Eropa dengan penyesuaian iklim tropis.

Ventilasi besar untuk sirkulasi udara alami.
Pintu dan jendela tinggi untuk pencahayaan alami.
Atap genteng curam agar air hujan cepat mengalir.
Lantai marmer dan tegel Belanda yang tahan lama.
Bangunan ini memiliki tiga lantai, termasuk ruang bawah tanah yang dulunya berfungsi sebagai saluran air dan gudang.

Selain nilai sejarahnya, Lawang Sewu terkenal dengan cerita mistis. Banyak pengunjung mengaku merasakan suasana angker, terutama di ruang bawah tanah. Salah satu cerita populer adalah penampakan “hantu tanpa kepala” dan “noni Belanda”. Meski demikian, kisah mistis ini justru menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Saat syuting acara misteri, beberapa kru mengaku mengalami gangguan seperti kamera tiba-tiba mati, suara hilang, atau perasaan diawasi.
Bagi pecinta sejarah, pecinta kuliner, atau pelancong yang mencari suasana baru, Semarang memberikan semua itu dalam satu paket perjalanan yang lengkap.

baca juga :   Manfaat Memancing Bagi Kesehatan
baca juga :   Fondasi Kehidupan Mental Keluarga dan Pasangan
baca juga :  Membiasakan Disiplin Buang Sampah pada Anak

LAWANG SEWU SEMARANG - SEMARANG SERIBU PINTU WISATA WAHANA BARU IMMERSIVE

http://www.hobokendive.com/

About the Author

raadiv

Gue tinggal di kota, tapi suka nongkrong di tempat yang nggak biasa. Hoboken Dive ngebahas hidden gems, kuliner, dan gaya hidup urban dari kacamata lokal.

You may also like these